Rabu, 13 Juni 2012
tabel karakteristik lahan (bahan kuliah inventarisasi dan evaluasi lahan)
Tabel 1. Karakteristik lahan yang digunakan
sebagai parameter dalam evaluasi lahan.
Staf PPT (1983)
|
Bunting (1981)
|
Sys et al. (1993)
|
CSR/FAO (1983)
|
Driessen (1971)
|
Tipe hujan (Oldeman et al.)
|
Periode pertumbuhan tanaman
|
Temperatur rerata (°C) atau elevasi
|
Temperatur rerata (°C) atau elevasi
|
Lereng
|
Kelas drainase
|
Temperatur rerata pada periode pertumbuhan
|
Curah hujan (mm)
|
Curah hujan (mm)
|
Mikrorelief
|
Sebaran besar butir (lapisan atas)
|
Curah hujan tahunan
|
Lamanya masa kering (bulan)
|
Lamanya masa kering (bulan)
|
Keadaan batu
|
Kedalaman efektif
|
Kelas drainase
|
Kelembaban udara
|
Kelembaban udara
|
Kelas drainase
|
Ketebalan gambut
|
Tekstur tanah
|
Kelas Drainase
|
Kelas drainase
|
Regim kelembaban
|
Dekomposisi gambut/jenis gambut
|
Kedalaman perakaran
|
Tekstur/Struktur
|
Tekstur
|
Salinitas/ alkalinitas
|
KTK
|
Reaksi tanah (pH)
|
Bahan kasar
|
Bahan kasar
|
Kejenuhan basa
|
Kejenuhan basa
|
Salinitas/ DHL
|
Kedalaman tanah
|
Kedalaman tanah
|
Reaksi tanah (pH)
|
Reaksi tanah (pH)
|
Pengambilan hara (N, P, K) oleh tanaman
|
KTK liat
|
Ketebalan gambut
|
Kadar pirit
|
C-organik
|
Pengurasan hara (N, P, K) dari tanah
|
Kejenuhan basa
|
Kematangan gambut
|
Kadar bahan organik
|
P-tersedia
|
|
Reaksi tanah (pH)
|
KTK liat
|
Tebal bahan organik
|
Salinitas/DHL
|
|
C-organik
|
Kejenuhan basa
|
Tekstur
|
Kedalaman pirit
|
|
Aluminium
|
Reaksi tanah (pH)
|
Struktur, porositas, dan tingkatan
|
Lereng (%)/mikrorelief
|
|
Salinitas/DHL
|
C-organik
|
Macam liat
|
Erosi
|
|
Alkalinitas
|
Aluminium
|
Bahan induk/ cadangan mineral
|
Kerusakan karena banjir
|
|
Lereng
|
Salinitas/DHL
|
Kedalaman efektif
|
Batu dan kerikil, penghambat pengolahan tanah
|
|
Genangan
|
Alkalinitas
|
|
Pori air tersedia
|
|
Batuan di permukaan
|
Kadar pirit
|
|
Penghambat pertumbuhan karena kekurangan air
|
|
CaCO3
|
Lereng
|
|
Kesuburan tanah
|
|
Gypsum
|
Bahaya erosi
|
|
Permeabilitas lapisan atas
|
|
Jumlah basa
|
total Genangan
|
|
|
|
|
Batuan di permukaan
|
|
|
|
|
Singkapan batuan
|
|
Karakteristik
lahan yang digunakan pada Juknis ini adalah: temperatur udara, curah hujan,
lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar,
kedalaman tanah, ketebalan gambut, kematangan gambut, kapasitas tukar kation
liat, kejenuhan basa, pH H20, C-organik, salinitas, alkalinitas, kedalaman
bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan di permukaan, dan
singkapan batuan.
- temperatur udara :
|
merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan dalam
°C
|
- curah hujan :
|
merupakan curah hujan rerata tahunan dan dinyatakan
dalam mm
|
- lamanya masa kering :
|
merupakan jumlah bulan kering berturut-turut dalam
setahun dengan jumlah curah hujan kurang dari 60 mm
|
- kelembaban udara :
|
merupakan kelembaban udara rerata tahunan dan
dinyatakan dalam %
|
- drainase :
|
merupakan pengaruh laju perkolasi air ke dalam tanah
terhadap aerasi udara dalam tanah
|
- tekstur :
|
menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah
halus dengan ukuran <2 mm
|
- bahan kasar :
|
menyatakan volume dalam % dan adanya bahan kasar dengan
ukuran >2 mm
|
- kedalaman tanah :
|
menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat
dipakai untuk perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi
|
- ketebalan gambut :
|
digunakan pada tanah gambut dan menyatakan tebalnya
lapisan gambut dalam cm dari permukaan
|
- kematangan gambut :
|
digunakan pada tanah gambut dan menyatakan tingkat kandungan
seratnya dalam bahan saprik, hemik atau fibrik, makin banyak seratnya
menunjukkan belum matang/mentah (fibrik)
|
- KTK liat :
|
menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat
|
- kejenuhan basa :
|
jumlah basa-basa (NH4OAc) yang ada dalam 100 g contoh
tanah.
|
- reaksi tanah (pH) :
|
nilai pH tanah di lapangan. Pada lahan kering
dinyatakan dengan data laboratorium atau pengukuran lapangan, sedang pada
tanah basah diukur di lapangan
|
- C-organik :
|
kandungan karbon organik tanah.
|
- salinitas :.
|
kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan
oleh daya hantar listrik
|
- alkalinitas :
|
kandungan natrium dapat ditukar
|
- kedalaman bahan sulfidik :
|
dalamnya bahan sulfidik diukur dari permukaan tanah
sampai batas atas lapisan sulfidik.
|
- lereng :
|
menyatakan kemiringan lahan diukur dalam %
|
- bahaya erosi :
|
bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya
erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi
parit (gully erosion), atau dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang
(rata-rata) per tahun
|
- genangan :
|
jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun
|
- batuan di permukaan :
|
volume batuan (dalam %) yang ada di permukaan
tanah/lapisan olah
|
- singkapan batuan :
|
volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum tanah
|
sumber air tawar :
|
tersedianya air tawar untuk keperluan tambak guna
mempertahankan pH dan salinitas air tertentu
|
- amplitudo pasang-surut :
|
perbedaan permukaan air pada waktu pasang dan surut
(dalam meter)
|
- oksigen :
|
ketersediaan oksigen dalam tanah untuk keperluan
pertumbuhan tanaman/ikan
|
Setiap satuan peta lahan/tanah yang dihasilkan
dari kegiatan survei dan/atau pemetaan sumber daya lahan, karakteristik lahan
dapat dirinci dan diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya.
Data tersebut digunakan untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan bagi
komoditas tertentu.
Setiap karakteristik lahan yang digunakan secara langsung dalam evaluasi ada yang sifatnya tunggal dan ada yang sifatnya lebih dari satu karena mempunyai interaksi satu sama lainnya. Karenanya dalam interpretasi perlu mempertimbangkan atau memperbandingkan lahan dengan penggunaannya dalam pengertian kualitas lahan. Sebagai contoh ketersediaan air sebagai kualitas lahan ditentukan dari bulan kering dan curah hujan rata-rata tahunan, tetapi air yang dapat diserap tanaman tentu tergantung pula pada kualitas lahan lainnya, seperti kondisi atau media perakaran, antara lain tekstur tanah dan kedalaman zone perakaran tanaman yang bersangkutan.
Setiap karakteristik lahan yang digunakan secara langsung dalam evaluasi ada yang sifatnya tunggal dan ada yang sifatnya lebih dari satu karena mempunyai interaksi satu sama lainnya. Karenanya dalam interpretasi perlu mempertimbangkan atau memperbandingkan lahan dengan penggunaannya dalam pengertian kualitas lahan. Sebagai contoh ketersediaan air sebagai kualitas lahan ditentukan dari bulan kering dan curah hujan rata-rata tahunan, tetapi air yang dapat diserap tanaman tentu tergantung pula pada kualitas lahan lainnya, seperti kondisi atau media perakaran, antara lain tekstur tanah dan kedalaman zone perakaran tanaman yang bersangkutan.
Tabel 2. Kualitas
lahan yang dipakai pada metode evaluasi lahan menurut CSR/FAO (1983), FAO
(1983), dan Sys et al. (1993).
CSR/FAO, 1983
|
FAO, 1983
|
Sys et.al., 1993
|
Temperatur
|
Kelembaban
|
Sifat iklim
|
Ketersediaan air
|
Ketersediaan hara
|
Topografi
|
Ketersediaan oksigen
|
Ketersediaan oksigen
|
Kelembaban
|
Media perakaran
|
Media untuk perkembangan akar
|
Sifat fisik tanah
|
Retensi hara
|
Kondisi untuk pertumbuhan
|
Sifat kesuburan tanah
|
Toksisitas
|
Kemudahan diolah
|
Salinitas/alkalinitas
|
Sodisitas
|
Salinitas dan alkalinitas/ toksisitas
|
|
Bahaya sulfidik
|
Retensi terhadap erosi
|
|
Bahaya erosi
|
Bahaya banjir
|
|
Penyiapan lahan
|
Temperatur
|
|
|
Energi radiasi dan fotoperiode
|
|
|
Bahaya unsur iklim (angin,
kekeringan)
|
|
|
Kelembaban udara
Periode kering untuk pemasakan (ripening) tanaman |
|
Drainase tanah
Kelas drainase tanah dibedakan dalam 7 kelas sebagai berikut:
Kelas drainase tanah dibedakan dalam 7 kelas sebagai berikut:
1
|
Cepat (excessively drained), tanah mempunyai
konduktivitas hidrolik tinggi sampai sangat tinggi dan daya menahan air
rendah. Tanah demikian tidak cocok untuk tanaman tanpa irigasi. Ciri yang
dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau
karatan besi dan aluminium serta warna gley (reduksi).
|
2
|
Agak cepat (somewhat excessively drained), tanah
mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi dan daya menahan air rendah. Tanah
demikian hanya cocok untuk sebagian tanaman kalau tanpa irigasi. Ciri yang
dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau
karatan besi dan aluminium serta warna gley (reduksi).
|
3
|
Baik (well drained), tanah mempunyai konduktivitas
hidrolik sedang dan daya menahan air sedang, lembab, tapi tidak cukup basah
dekat permukaan. Tanah demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat
diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan
besi dan/atau mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai = 100 cm.
|
4
|
Agak baik (moderately well drained), tanah mempunyai
konduktivitas hidrolik sedang sampai agak rendah dan daya menahan air rendah,
tanah basah dekat ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk berbagai tanaman.
Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa
bercak atau karatan besi dan/atau mangan serta warna gley (reduksi) pada
lapisan sampai = 50 cm.
|
5
|
Agak terhambat (somewhat poorly drained), tanah mempunyai
konduktivitas hidrolik agak rendah dan daya menahan air rendah sampai sangat
rendah, tanah basah sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi
sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi
dan/atau mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai =25 cm.
|
6
|
Terhambat (poorly drained), tanah mempunyai
konduktivitas hidrolik rendah dan daya menahan air rendah sampai sangat
rendah, tanah basah untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah
demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang
dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley (reduksi) dan
bercak atau karatan besi dan/atau mangan sedikit pada lapisan sampai
permukaan.
|
7
|
Sangat terhambat (very poorly drained), tanah dengan
konduktivitas hidrolik sangat rendah dan daya menahan air sangat rendah,
tanah basah secara permanen dan tergenang untuk waktu yang cukup lama sampai
ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil
tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah mempunyai
warna gley (reduksi) permanen sampai pada lapisan permukaan.
|
Tekstur
Tekstur adalah merupakan gabungan komposisi fraksi tanah halus (diameter =2 mm) yaitu pasir, debu dan liat. Tekstur dapat ditentukan di lapangan seperti disajikan pada Tabel berikut:
Tekstur adalah merupakan gabungan komposisi fraksi tanah halus (diameter =2 mm) yaitu pasir, debu dan liat. Tekstur dapat ditentukan di lapangan seperti disajikan pada Tabel berikut:
No
|
Kelas
|
Sifat Tanah
|
1
|
Pasir (S)
|
Sangat
kasar sekali, tidak membentuk bola dan gulungan, serta tidak melekat.
|
2
|
Pasir
berlempung (LS)
|
Sangat
kasar, membentuk bola yang mudah sekali hancur, serta agak melekat.
|
3
|
Lempung
berpasir (SL)
|
Agak
kasar, membentuk bola agak kuat tapi mudah hancur, serta agak melekat.
|
4
|
Lempung
(L)
|
Rasa tidak
kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilat, dan melekat.
|
5
|
Lempung
berdebu (SiL)
|
Licin,
membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat,
serta agak melekat.
|
6
|
Debu (Si)
|
Rasa licin
sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan
mengkilat, serta agak melekat.
|
7
|
Lempung
berliat (CL)
|
Rasa agak
kasar, membentuk bola agak teguh (lembab), membentuk gulungan tapi mudah
hancur, serta agak melekat
|
8
|
Lempung
liat berpasir (SCL)
|
Rasa kasar
agak jelas, membentuk bola agak teguh (lembab), membentuk gulungan tetapi
mudah hancur, serta melekat.
|
9
|
Lempung
liat berdebu (SiCL)
|
Rasa licin
jelas, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat, melekat.
|
10
|
Liat
berpasir (SC)
|
Rasa licin
agak kasar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipilin, mudah
digulung, serta melekat.
|
11
|
Liat
berdebu (SiC)
|
Rasa agak
licin, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipilin, mudah digulung,
serta melekat.
|
12
|
Liat (C)
|
Rasa
berat, membentuk bola sempurna, bila kering sangat keras, basah sangat
melekat.
|
Pengelompokan kelas tekstur yang digunakan
pada Juknis ini adalah:
Halus (h)
|
Liat berpasir, liat, liat berdebu
|
Agak halus (ah)
|
Lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat
berdebu
|
Sedang (s)
|
Lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung
berdebu, debu
|
Agak kasar (ak)
|
Lempung berpasir
|
Kasar (k)
|
Pasir, pasir berlempung
|
Sangat halus (sh)
|
Liat (tipe mineral liat 2:1)
|
Bahan kasar
Bahan kasar adalah merupakan modifier tekstur yang ditentukan oleh jumlah persentasi kerikil, kerakal, atau batuan pada setiap lapisan tanah, dibedakan menjadi:
Bahan kasar adalah merupakan modifier tekstur yang ditentukan oleh jumlah persentasi kerikil, kerakal, atau batuan pada setiap lapisan tanah, dibedakan menjadi:
Sedikit
|
<15 %
|
Sedang
|
15-35%
|
Banyak
|
35-60%
|
Sangat Banyak
|
>60%
|
Kedalaman tanah
Kedalaman tanah, dibedakan menjadi:
Kedalaman tanah, dibedakan menjadi:
Sangat dangkal
|
<20 cm
|
Dangkal
|
20-50 cm
|
Sedang
|
50-75 cm
|
Dalam
|
> 75 cm
|
Ketebalan gambut
Ketebalan gambut, dibedakan menjadi:
Ketebalan gambut, dibedakan menjadi:
Tipis
|
<60 cm
|
Sedang
|
60-100 cm
|
Agak Tebal
|
100-200 cm
|
Tebal
|
200-400 cm
|
Sangat Tebal
|
>400 cm
|
Fibrik+ = saprik/ hemik/ fibrik dengan
sisisipan/ pengkayaan bahan mineral.
Alkalinitas
Menggunakan nilai exchangeable sodium percentage atau ESP (%) yaitu dengan perhitungan
Menggunakan nilai exchangeable sodium percentage atau ESP (%) yaitu dengan perhitungan
ESP = Na dapat tukar x 100
KTK tanah
KTK tanah
Nilai ESP 15% adalah sebanding dengan nilai sodium adsorption ratio atau SAR 13
Bahaya erosi
Tingkat bahaya erosi dapat diprediksi berdasarkan keadaan lapangan, yaitu dengan cara memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit (gully erosion). Pendekatan lain untuk memprediksi tingkat bahaya erosi yang relatif lebih mudah dilakukan adalah dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) pertahun, dibandingkan tanah yang tidak tererosi yang dicirikan oleh masih adanya horizon A. Horizon A biasanya dicirikan oleh warna gelap karena relatif mengandung bahan organik yang cukup banyak. Tingkat bahaya erosi tersebut disajikan dalam Tabel berikut.
Tingkat bahaya erosi dapat diprediksi berdasarkan keadaan lapangan, yaitu dengan cara memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit (gully erosion). Pendekatan lain untuk memprediksi tingkat bahaya erosi yang relatif lebih mudah dilakukan adalah dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) pertahun, dibandingkan tanah yang tidak tererosi yang dicirikan oleh masih adanya horizon A. Horizon A biasanya dicirikan oleh warna gelap karena relatif mengandung bahan organik yang cukup banyak. Tingkat bahaya erosi tersebut disajikan dalam Tabel berikut.
Tabel . Tingkat bahaya erosi
Tingkat bahaya erosi Jumlah tanah
permukaan yang hilang (cm/tahun)
Sangat Ringan (SR)
|
< 0,15
|
Ringan (R)
|
0,15- 0,9
|
Sedang (S)
|
0,9-1,8
|
Berat (B)
|
1,8-4,8
|
Sangat Berat (SB)
|
>4,8
|
Bahaya banjir/genangan
Banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari: kedalaman banjir (X) dan lamanya banjir (Y). Kedua data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara dengan penduduk setempat di lapangan.
Banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari: kedalaman banjir (X) dan lamanya banjir (Y). Kedua data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara dengan penduduk setempat di lapangan.
No
|
Kedalaman Banjir (cm) (X)
|
Lama Banjir (bulan) (Y)
|
1
|
< 25
|
< 1
|
2
|
25-50
|
1-3
|
3
|
50-150
|
3-6
|
4
|
>150
|
>6
|
diberi simbol Fx, y. (dimana X adalah simbol
kedalaman air genangan, dan Y adalah lamanya banjir). Kelas bahaya banjir
tersebut disajikan dalam Tabel berikut.
Tabel. Kelas bahaya banjir
Simbol Kelas bahaya banjir Kelas bahaya banjir
berdasarkan kombinasi kedalaman dan lamanya banjir (F x,y)
Simbol
|
Kelas Bahaya Banjir
|
Kelas bahaya banjir berdasarkan
kombinasi kedalaman dan lamanya banjir (F x,y)
|
F0
|
Tanpa
|
-
|
F1
|
Ringan
|
F1.1, F2.1, F3.1
|
F2
|
Sedang
|
F1.2, F2.2, F3.2, F4.1
|
F3
|
Agak Berat
|
F1.3, F2.3, F3.3
|
F4
|
Berat
|
F1.4, F2.4, F3.4, F4,2, F4.3, F4.4
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar