Selasa, 12 Juni 2012
Laporan praktikum mikrobiologi
PENGENALAN ALAT
(Laporan Praktikum Mikrobiologi)
Oleh:
Yeni Yulia
E1A209025
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010
PENDAHULUAN
Berkembangnnya
ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pada kondisi sekarang ini, berdampak
pula pada meningkatnya rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di
alam semesta ini tidak luput pula perhatian kepada mikrooorganisme yang tak
dapat di lihat dengan mata telanjang. Hal ini mendasari perlunya ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut
dengan mikrobiologi. Ilmu ini mempelajari mikroorganisme yang merupakan bagian
lain dari mahluk hidup yang ada di muka bumi.
Prediksi,
suatu bentuk praktis ilmu pengetahuan, adalah suatu produk yang dihasilkan oleh
perpaduan antara teori dan Praktik (Jawetz, etc. 2001), dalam hal ini
mikrobiologi merupakan ilmu yang mendalami mikroorganisme untuk penerapannya
dalam kehidupan agar ditemukan cara-cara terbaik dalam penyelesaian
masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan dalam hal ini semakin banyaknya
penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan kuman yang menyebabkan
semakin kompleksnya permasalahan yang menyangkut mikroorganisme. Namun, selain
akibat yang tidak menguntungkan tersebut banyak mikroorganisme yang dapat
dimanfaatkan misalnya fermentasi.
Untuk
mempelajari seluk beluk tentang mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik
atau cara-cara khusus untuk mendapatkan informasi ilmiah mengenai mikroorganisme
baik sifat dan karakteristiknya. Untuk
itu tentu diperlukan peralatan untuk menunjang kegiatan tersebut. Sehingga
pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi beserta teknik/cara
penggunaan alat-alat mutlak diperlukan. Alat-alat yang digunakan dalam
praktikum mikrobiologi harus bebas dari kontaminan baik bakteri, virus mapun
jamur atau dalamkeadaan steril.
Pengetahuan tentang cara- cara atau teknik sterilisasi mutlak diperlukan mengingat alat- alat yang
digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki karakteristik yang
berbeda-beda yang tentunya akan membedakan pula teknik sterilisasinya.
Untuk
mendapatkan informasi ilmiah dari mikroorganisme seringkali kita perlu
menumbuhkannya terlebih dahulu.
Penumbuhan mikroorganisme tersebut tentunya memerlukan media yang
tepat. Media pertumbuhan mikroorganisme
merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat makanan (nutrien) untuk
menumbuhkan jasad renik di atas atau di dalamnya. Dengan media pertumbuhan itu
juga dapat dipelajari aktivitasnya dengan melihat perubahan-perubahan yang
terjadi pada media. Media pertumbuhan
juga dapat membantu dalam melakukan isolasi jasad renik.
Di
dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk melihat
mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop.
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek
yang berukuran kecil. Mikroskop dalam bahasa Yunani dari micron yaitu kecil dan
scopos yaitu tujuan. Jadi, mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek
yang terlalu kecil. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat
ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah
terlihat oleh mata. Daya pembesaran mikroskop menyebabkan kita dapat melihat
struktur mikroorganisme yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang.
Pembesaran yang dapat mikroskop adalah sekitar 100 kali sampai 400.000 kali. Ada dua jenis mikroskop
berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi
(mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan
berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan
mikroskop electron.
Perbesaran
yang dicapai oleh suatu mikroskop adalah hasil kerja dua sistem lensa yaitu
lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif yang terdekat dengan spesimen,
dan lensa okuler, terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata.
Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan
nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata
tersebut, pada gilirannya, diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan
pada mikroskop
Pada
mikroskop cahaya atau mikroskop monokuler mempunyai perbesaran maksimum 1000
kali. Mikroskop ini mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar
dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa yaitu
lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa okuler bisa berbentuk lensa
tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat
tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja
mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga
adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa-lensa
mikroskop yang lain.
BAHAN DAN METODE
Alat-alat elektrik
·
Mikroskop
cahaya
·
Mikroskop
stereo
·
Autoklaf
elektrik
·
Incubator
·
Hot plate & stirrer
·
Colony counter
·
Biological Safety Cabinet (BSC)
·
Mikropipet
Alat-alat gelas dan keramik
·
Cawan
petri
·
Pipet
ukur
·
Pipet
tetes
·
Tabung
reaksi
·
Labu
Erlenmeyer
·
Glass beads
·
Mortar & pestle
·
Beaker glass
·
Buncen burner
·
Gelas
ukur
·
Batang
L / Drugalsky
·
Tabung
durham
Alat alat non gelas
- Jarum
inokulum / ose
- Pinset
- Rubber
bulb
- pH meter
universal
PROSEDUR KERJA
Prosedur Operasi Mikroskop Cahaya
1.
Menyalakan
lampu
a. Tekan tombol on (8)
b. Atur kekuatan lampu dengan memutar bagian
(7)
2.
Menempatkan
spesimen pada meja benda
a. Letakan objek gelas diatas meja benda (4),
kemudian jepit dengan (11). Jika meja benda belum turun, diturunkan dengan
sekrup kasar (15).
b. Cari bagian dari ojek glas yang terdapat
preparat ulas (dicari dan diperkirakan memiliki gambar yang jelas) dengan
memutar sekrup vertikal dan horizontal (13) dan 14).
3. Memfokuskan
a. Putar Revolving
nosepiece (2) pada perbesaran objektif 4 lalu putar sekrup kasar (15)
sehingga meja benda bergerak ke atas untuk mencari fokus.
b. Setelah fokus perbesaran 4 x 10
didapatkan, maka putar (2) pada perbesaran selanjutnya yaitu perbesaran
objektif 10x. Kemudian putar sekrup halus (16) untuk mendapatkan fokusnya.
c. Lakukan hal yang sama jika menggunakan
perbesaran yang lebih tinggi.
Prosedur Operasi Mikroskop Stereo
1. Letakkan spesimen / preparat di stage
plate (5), jepit bila perlu.
2. Atur perbesaran pada perbesaran terkecil
dengan memutar Zoom Control Knob (3)
kemudian dicari fokusnya dengan memutar Focusing
Knob (4).
3. Jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih
besar, putar Zoom Control Knob (3) ke
perbesaran yang lebih tinggi kemudian dicari fokusnya.
Prosedur Operasi Autoklaf
1. Sebelum melakukan sterilisasi, cek dahulu
banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka
dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk
menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi
botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu
kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf.
Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada
suhu 121ºC.
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya
memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian
klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan
waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6.
Jika
alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartmen turun hingga
sama dengan tekanan udara dilingkungan (jarum pada peisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman
dibuka dan dikeluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
Prosedur Operasi Biological Safety Cabinet
1. Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum
mulai bekerja.
2. Pastikan kaca penutup terkunci danpada
posisi terendah.
3. Nyalakan lampu neon dan blower.
4. Biarkan selama 5 menit.
5. Cuci tangan dan lengan dengan sabun
gemisidal / alkohol 70%.
6. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol
70% atau desinfektan yang cocok dan biarkan menguap.
7. Masukkan alat dan bahan yang akan
dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload)
karena memperbesar resiko kontaminan.
8. Atur alat dan bahan yang telah dimasukkan
ke BSC sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang
benar-benar steril.
9. Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan
bahan bakar alkohol tapi gunakan yang berbahan bakar gas.
10. Kerja secara aseptis dan jangan sampai
pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.
11. Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit
supaya kontaminan tidak keluar dari BSC.
12. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol
70% dan biarkan menguap lalu tanga ndibsuh dengan desinfektan.
13. Matikan lampu neon dan blower.
Prosedur Operasi Mikropipet (Micropippete) dan Tip
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan
lancarnya mikropipet.
2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3. Tekan Thumb
Knob sampai hambatan pertama / first
stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi.
4. Masukkan Tip ke dalam cairan sedalam 3-4
mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian
lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka
cairan akan masuk kedalam Tip.
6. Pindahkan ujung Tip ke tempat penampung
yang diingingkan.
7. Tekan Thumb
Knob sampai hambatan kedua / second
stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung
Tip.
8. Jika ingin melepas tip, putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan
maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat
tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.
HASIL
Tabel 1.
Pengenalan Mikroskop
No
|
Gambar
|
Nama
|
Fungsi
|
1.
|
|
1. Eyepiece/ocular (lensa okuler)
|
Untuk memperbesar bayangan yang
dibentuk lensa objektif.
|
2. Revolving nosepiece (pemutar lensa objektif)
|
Untuk memutar objektif sehingga
mengubah perbesaran.
|
||
3. Observation tube (tabung
pengamatan/tabung okuler)
|
|
||
4. Stage(meja benda)
|
Spesimen diletakkan disini
|
||
5. Condenser
|
Untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif.
|
||
6. Objective lense (lensa
objektif)
|
Untuk memperbesar spesimen.
|
||
7. Brightness adjustment knob (pengatur
kekuatan lampu)
|
Untuk memperbesar dan memperkecil cahaya lampu.
|
||
8. Main switch (tombol on-off)
|
|
||
9. Diopter adjustment ring (cincin pengatur diopter)
|
Untuk menyamakan fokus antara mata kanan dan kiri
|
||
10. Interpupillar distance
adjustment knob (pengatur jarak interpupilar)
|
|
||
11. Specimen holder (penjepit
spesimen)
|
|
||
12. Illuminator (sumber cahaya)
|
|
||
13. Vertical
feed knob (sekrup pengatur vertikal)
|
Untuk menaikkan atau menurunkan object
glass
|
||
14. Horizontal feed knob
(sekrup pengatur horizontal)
|
Untuk menggeser ke kanan / ke
kiri objek glas
|
||
15. Coarse focus knob (sekrup fokus kasar)
|
Untuk menaik turunkan meja
benda (untuk mencari fokus) secara kasar dan cepat
|
||
|
|
16. Fine focus knob
(sekrup fokus halus)
|
Untuk menaik
turunkan meja benda secara halus dan lambat
|
17. Observation tube securing knob (sekrup pengencang tabung okuler)
|
|
||
18.Condenser adjustment knob (sekrup pengatur kondenser)
|
Untuk menaik turunkan condenser.
|
||
2.
|
|
1. Oculars eyepiece (lensa
okuler)
|
|
2. Diopter adjustment ring
(cincin pengatur diopter)
|
|
||
3. Zoom control knob (sekrup
pengatur pembesaran)
|
|
||
4. Focusing knob (sekrup
pengatur fokus)
|
|
||
5. Stage plate (pelat tempat
spesimen diletakkan)
|
|
||
6. Stage clip (penjepit
spesimen / preparat)
|
|
Tabel 2. Alat-alat praktikum
mikrobiologi.
No
|
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Mikroskop Cahaya (Brightfield
Microscope)
|
|
Alat untuk melihat sel mikroorganisme dan dapat mengamati
sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
|
2.
|
Mikroskop stereo (Zoom
Stereo Microscope)
|
|
Alat untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak
terlalu besar.
|
3.
|
Autoklaf (Autoclave)
|
|
Alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
|
4.
|
Inkubator (Incubator)
|
|
Alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol.
|
5.
|
Hot plate stirrer dan Stirre bar
|
|
Untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
|
6.
|
Colony counter
|
|
Untuk
mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan
karena adanya kaca pembesar.
|
7.
|
Biological Safety Cabinet (BSC)
|
|
Alat yang
berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengeturan dan
penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa
jam sebelum digunakan.
|
8.
|
Mikropipet (micropippete) dan Tip
|
|
Alat untuk
memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000µl.
|
9.
|
Cawan Petri (Petri Dish)
|
|
Untuk
membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.
|
10.
|
Pipet Ukur (Measuring Pippete)
|
|
Alat untuk
memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.
|
11.
|
Pipet tetes (Pasteur Pippete)
|
|
Untuk
memindahkan larutan namun volume yang dipindahkan tidak diketahui.
|
12.
|
Tabung reaksi (Reaction
Tube / Test Tube)
|
|
Alat ini digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan
menumbuhkan mikroba.
|
13.
|
Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer
Flask)
|
|
Untuk menampung larutan, bahan atau cairan dan dapat pula
digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll.
|
14.
|
Gelas ukur (Graduated
Cylinder)
|
|
Untuk mengukur
volume suatu cairan, seperti labu Erlenmeyer.
|
15.
|
Batang L (L Rod)
|
|
Untuk
menyebarkan cairan di permukaan agar supaya bakteri yang tersuspensi dalam
cairan tersebut tersebar merata.
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar